Skip to content

Wakaf Dahulu Bahagia Kemudian

  • by

#kawanaksi dengan berwakaf kita bisa mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Ada tiga jenis perilaku manusia di dunia.

Ketiga jenis perilaku ini akan menentukan kebahagiaan seseorang di hari tua. Pertama, giver yakni kebiasaan gemar memberi harta pribadi kepada orang lain. Kedua, taker yaitu kebiasaan memanfaatkan aset milik perusahaan dan menganggap aset itu adalah miliknya. Terakhir ialah matcher, adalah kebiasaan yang mengharapkan timbal balik bila menjalin suatu hubungan.

Dari ketiga perilaku di atas, giver berada di urutan buncit sebagai kebiasaan yang dapat membuat bahagia seseorang di hari tua, peringkat dua diduduki oleh perilaku taker dan matcher sedangkan di peringkat pertama kembali diisi oleh sifat giver.

Giver yang nomor tiga itu adalah sifat baik seseorang yang hanya dimanfaatkan oleh orang lain, tidak memiliki tujuan hidup dan menolak belajar. Sedangkan giver yang diurutan pertama adalah yang bisa membuat orang bahagia di usia tua karena mau membuka diri, mau menerima ilmu dan dekat dengan tuhannya, sifat giver seperti ini biasanya diterapkan dalam bentuk berwakaf.

Selain memiliki sifat giver, orang yang menginginkan hidup enak ketika tua juga dituntut harus memiliki energi positif. Energi posistif ini bisa dalam bentuk tabungan wakaf karena dengan wakaf pahala dan kebaikan akan mengalir abadi.

Setidaknya dengan menumbuhkan kebiasaan berwakaf ditengah masyarakat, bukan mustahil angka kemiskinan yang besar dapat dikikis karena akan semakin banyak orang yang sadar berwakaf. Selain itu ada juga keutamaan wakaf yang perlu kita ketahui.

  1. Pahalanya Terus Mengalir

Dengan berwakaf, seorang Muslim dapat menerima pahala yang berkelanjutan, tak putus-putusnya hingga hari kiamat. “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui” (QS al-Baqarah:261).

Pahala dari harta yang diwakafkan akan terus memberikan pahala kepada pemberi wakaf bahkan setelah ia meninggal dunia. Harta yang diwakafkan menjadi amal jariyah yang tidak terputus, tidak seperti amalan lainnya (misalnya shalat, puasa, dan sebagainya).

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, (yakni) sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya” (HR Muslim). Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, yang dimaksud dengan sedekah jariah adalah wakaf.

2. Bisa Menggunakan Nama Orang Lain

Harta wakaf bisa diatasnamakan orang lain, sehingga pahala juga akan mengalir kepada orang yang dimaksud. Misalnya mewakafkan sebuah sumur yang diniatkan untuk ibu yang sudah meninggal, seperti yang pernah disarankan Rasulullah kepada salah seorang Sahabat.

3. Mensejahterakan Masyarakat

Harta yang diwakafkan akan membantu kehidupan masyarakat jika dikelola dengan baik. Misalnya tanah yang kemudian dibangun masjid sebagai tempat ibadah, bangunan yang diwakafkan untuk sekolah, kebun yang hasilnya diwakafkan untuk anak yatim, dan sebagainya. Pada akhirnya, kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

#kawanaksi dengan kita menanam kebiasaan berwakaf akan banyak sekali kebaikan yang diterima bukan hanya untuk diri sendiri, orang sekitar pun merasakan manfaat nya juga.

Mari bersama yayasan Wujud Aksi Nyata kita meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. dengan klik link disini #kawanaksi bisa langsung menunaikan wakafnya.